Senin, 25 Desember 2017

Kado Desember untuk Kaba

Kaba,

Barangkali setiap luka terasa sakit. 
Memang iya.
Tapi luka selalu bisa disembuhkan,
perihal bagaimana menyembuhkannya itu persoalan pilihan.
Dengan diobati, atau dengan mengobati dirinya sendiri.
Kaba, saya pamit untuk bahagia;
dengan hal lain yang bukan kamu.
Selamat tinggal


Tertanda,
Miskab.

Rabu, 06 Desember 2017

Cinta untuk Kaba

D e s e m b e r

Untuk Kaba,
Yang menari-nari di cincin saturnus.

Kaba, saya seperti ingin lari sejauh-jauhnya dari segala hiruk pikuk akhir-akhir ini. Peristiwa berlalu tanpa bisa saya pahami. Orang-orang terus bicara dengan kalimat yang tidak bisa saya terjemahkan. Dan kepada segala hal yang membosankan tetapi harus saya selesaikan, semuanya ingin saya lempar ke samudera. Biar saja dimakan ikan-ikan.
Kaba, jika kamu masih di sini tentu kamu menyetujui segala keluhku. Menemani saya berlari keliling angkasa. Melihat dunia dari atas sana, dan menertawakannya bersama.
Kaba, kamu pergi begitu cepat, melesat mendahului busur yang ditarik arjuna. Tetapi rindu saya, datang lebih cepat mendahului keduanya.

Salam,
Miskab, yang berenang patah-patah menuju samudera.

Jumat, 06 Oktober 2017

Miskab dan orang asing

Aku ingin menegur miskab yang menurutku ia telah terlalu jauh membagi kisahnya kepada orang asing. Tapi kutahan, sebab aku tahu dada Miskab masih penuh sesak oleh udara yang ia hirup di makam kekasihnya. Mungkin miskab masih berduka.

– kaba adalah kekasih yang baik, ia tak pernah jahat. Tapi kaba sudah mati, lalu ada orang yang mengaku sebagai kaba, ia berusaha melenyapkanku. Aku tidak takut pada pisau, memang benar aku menangis saat itu. Aku menangis bukan sebab takut mati, aku menangis sebab melihat kematian kekasihku di depan mata kepalaku sendiri. Kaba sudah mati, orang mati selamanya tak kembali. Kaba…kaba..aku merindukanmu..

Senin, 26 Juni 2017

Miskab merindukan kekasihnya yang sudah mati

Aku tidak tahu bagaimana cara menghibur orang yang dipisahkan oleh kematian.
Miskab menangis, sebab ia merindukan kekasihnya yang telah direbut maut.
Kutemani ia menziarahi makam kekasihnya. Menabur bunga-bunga. Harapanku, semoga segala kenangan bersama kekasihnya ikut jatuh bersama bunga-bunga itu, tak tertinggal dalam genggamannya.
Miskab, sudahilah kesedihanmu. Berdamailah dengan kebenaran hidup. Bilamana kekasihmu sudah mati. Tiada cara lain selain melupakan. Sebab kebenarannya, orang yang sudah mati ia tak akan pernah kembali. Ia telah pergi selama-lamanya.

Senin, 10 April 2017

Miskab sungguh berlebihan

Pemandangan yang berlebihan kulihat lagi hari ini.
Miskab berlari ke kamarnya, ia memeluk boza dalam tangisannya.
Pertanyaan yang sama selalu muncul dalam kepalaku. Ada apalagi dengan miskab? Mengapa ia tidak segera menyadari bahwa apa yang ia lakukan tidaklah penting bagi kebahagiaannya. Miskab seharusnya berlarian dalam jiwaku. Merayakan kemenangannya. Tapi kenyataannya ia lebih memilih berpura-pura dalam kesedihan. Sungguh miskab yang malang.

Kamis, 16 Maret 2017

Miskab bertingkah berlebihan

Sayup-sayup kudengar miskab tengah memutar lagu all I want nya kodaline. Ia selalu mengulang-ngulang reffnya “but if you loved me, why’d you leave me….”
Kulihat matanya menyimpan genangan. Astaga, ada apa dengan miskab. Hampir aku tidak bisa menahan amarahku.
Sudah kuberitahu padanya untuk tidak bertingkah berlebihan seperti itu. Tapi tetap saja ia mencuri kesempatan mendengar lagu cengeng macam itu di balik kamarnya.
Aku tak sampai hati mengganggu tingkahnya tersebut. Kubiarkan ia menyelesaikan perjalanannya pada kenangan. Tugasku hanya mencegah agar genangan di matanya tak sampai berubah menjadi gelombang.

Miskab, cepatlah lelah. Tidurlah dalam jiwaku.

Selasa, 10 Januari 2017

Begini Miskab,

Miskab, kuberitahu satu rahasa lain. Begini, tolong perhatikan baik-baik kalimat ini. “Terkadang, tidak semua rasa kecewa mampu menghapus perasaan cinta”.
Tetapi Miskab, tidak setiap rahasia harus disetejui kata-kata.
Sebab, pada akhirnya kata-kata tak mampu menghentikan pertarungan jiwa.
Maka ada baiknya, kamu mengenal sunyi lebih dalam. Sebab di sanalah muara segala kekosongan. Muara segala air mata yang selama ini kamu simpan. Benar Miskab, jangan salahkan air mata, matamu sendiri. Genangannya teramat suci. Lebih hening dari kesunyian itu sendiri.